Studi ini merupakan tinjauan sejarah tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang dilakukan oleh para mujahid bangsa di Polombangkeng, Takalar, Sulawesi Selatan. Awalnya mereka mengorganisir diri dalam Gerakan Muda Bajeng dan kemudian dikembangkan menjadi Kelasykaran Lipan Bajeng dan pada akhirnya menjadi pendukung utama Lasykar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS). Para mujahid bergiat mengusir Belanda dan antek-anteknya. Semboyan perjuangan “merdeka atau mati” dalam pandangan mereka merupakan redaksi lain dari prinsip perjuangan Islam yuqtal aw yaghlib yang disertai pekikan takbir Allahu Akbar. Bagi mereka, mati demi menegakkan kemerdekaan tanah air adalah syahid fi sabilillah. Keyakinan semacam itulah yang membuat mereka berani mati, tak gentar menghadapi musuh, seperti halnya Lipan yang menjadi identitas wadah perjuangannya. Spirit agama dan nasionalisme tidak hanya mewarnai dinamika perjuangan Laskar Lipan Bajeng pada masa itu, tetapi juga mempengaruhi ruang-ruang keagamaan (Islam) masyarakat pasca perjuangan. Mengapa Islam menjadi rujukan spirit perjuangan?, bagaimana para laskar melangsungkan gerakannya di tengah gelora perjuangan mempertahankan kemerdekaan? Serta warisan apa yang ditinggalkan dan masih mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku masyarakat pendukungnya, khususunya di Polombangkeng, Takalar? Jawaban atas semua pertanyaan itu dapat ditemukan dalam buku ini. [Tokopinisi hanya menjual buku original dari penerbit] ** Reseller/Dropship, silahkan...
*COD & gratis ongkir, beli produk ini di 👉 Shopee #bukusejarah #bukuori #bukubaru #bukusosial #sejarahlokal #sejarahtakalar #bukubagus #bukudiskon #agamadannasionalisme #bukubestseller #bukumakassar
price/ 35.000
off/ 40.000